Sabtu, 13 Maret 2010

Kita Kaya Tapi Pecundang

Sorry ya, judul diatas memang agak keterlaluan...bukan bermaksud ngeremehin atawa ngehujat apalagi ngerendahin bangsa sendiri, atau nggak punya "National Pride", sama sekali nggak bro... gue nulis ini justru karea rasa nasionalisme gue lagi bangkit sampe ke ubun-ubun. Coba bayangin, Indonesia adalah negeri yang subur, kaya akan sumber daya alam, baik yang ada dalem laut maupun yang ada dalem kubur, maaf maksud gue yang ada dalem bumi. Hutan kita luas banget, bahan tambang kita ada hampir diseluruh pulau.

Tapi apa yang terjadi bro? kemiskinan dimana-mana, pengangguran terus bertambah tiap tahun, beras ngimpor, gula ngimpor, baju bekas ngimpor juga, kondom bekas ngimpor juga. Data yang gue dapet dari BAPENAS jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 2009 dengan asumsi tingkat inflasi 6,0% dan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%, maka  jumlah penduduk miskin mencapai 29,99 juta jiwa (13,23%). Tapi kalo inflasi lewat di angka 9% dan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% maka jumlah penduduk miskin diperkirakan mencapai 14,87% atau sekitar 33,71 juta jiwa, pengangguran naik jadi 9,4 juta orang.
Kok bisa ya? katanya negeri kita kaya? trus kemana kekayaan atawa "banda" kita? siapa yang make? Seharusnya kita yang punya kekayaan ya kita dong yang menikmati, kenapa banyak penduduk kita yang masih blangsak, ampe banyak anak sekolah yang drop out trus jadi pengamen. Banyak orang tua rela jual oroknya sendiri untuk ngurus perut. Ada juga suami geblek yang rela jual bini demi tuntutan ekonomi, na'udzubillah...!
Kita sering nonton berita di tipi, banyak terjadi kasus traficking alias orang jual orang. Gak tanggung tanggung yang dijual gadis-gadis yang masih bau kencur, diekspor lagi ke Singapur, ke Thailand. Aduh maak...! Coba kita tengok reality, cie'ileehh relaity......
Kekayaan alam kita berupa minya dan gas sekarang justru banyak dikuasai pihak asing, ada Caltex, Chevron,   Conoco dan Exxon. Tambang logam mulia dan logam lain dikuasai Freeport dan Newmont. Semua itu dengan hasil bagi yang jelas nggak adil, semua dikuras dan dikirim keluar negri. Trus kita dapet apa? ya dapet limbahnya doang plus kerusakan disana-sini. Jelas aja rakyat Aceh dan Papua marah, karena kekayaan mereka yang punya tapi kehidupannya makin hari makin blangsak. Kita tau harga minyak di luar lagi naik tapi listrik kita sering mati, jalanan rusak dimana-mana. Petinggi negri kita sering bilang : " kita nggak punya dana buat perbaikan", masa iya? emang minyak dan gas kita dijual berapa? emas dan perak kita dijual berapa sih?
Kita terlalu berat atau mungkin takut untuk bilang ada masalah besar dalam menajemen sumberdaya alam. Trus masalahnya dimana? mental pejabat kita yang sebagian besar korup atawa nggak profesional? sampe gampang ditipu ama pihak asing.
Lanjut kemasalah berikutnya....... Laut kita luas bro, 2/3 dari wilayah Indonesia adalah lautan, isinya bukan main lengkap bejibun, tapi banyak dimalingin ama kapal asing. Nggak tanggung-tanggung kerugian akibat pencurian hasil laut sampe  1 milyar US$ . Ada lagi Utan, busyet utan kita luas bro...tapi kayunya banyak dimalingin ama cukong dari Malaysia, tekor gara-gara maling kayu juga nggak dikit cuy... ampe 60 trilyun rupiah pertahun . udah gitu pasir, pasir kita juga banyak dimalingin ama Singapur. Dasar kampret tuh maling...! anehnya tuh maling dibantuin ama orang kita sendiri. Kalo ditanya sih pasti alasannya ekonomi juga, mereka butuh duit ya jual pasir, jual kayu ama cukong negri sebrang.

Udah deh kita nggak usah nyalahin siapa-siapa, sekarang yang perlu kita lakuin ya segera berbenah diri, pemerintah kita harus menkaji ulang kebijakan luar negri, kaji ulang pengelolaan sumberdaya alam, benahin mental para aparatur negara, tutup rapet-rapet celah korupsi, tinjau ulang kerjasama kita ama pihak asing. Kalo nggak ya gak usah kerja sama, kita olah sendiri, buat apa kita punya banyak sarjana pinter kalo ngurus pertambangan aja kita tergantung orang asing. Ini nggak main-main bro...kita udah terlanjur ngikut perdagangan bebas Asean. kasi kesempatan prduk-produk kita untuk jadi tuan rumah di negri sendiri, nggak gampang memang tapi harus kita coba kalo kita mau maju. Kita negara kaya tapi jangan jadi pecundang. Ok...? siip. 



2 komentar:

Tag

Kekayaan sejati (10) Taqwa (8) ahlaq. (8) Puasa (6) bersyukur (5) Al-Quran (4) Pesan (4) ikhlas (4) istighfar (4) muhasabah (4) Bulan Dzulhijjah (2) Pencerahan (2) Rezeki (2) Sahabat (2) Sombong (2) Urusan Akhirat (2) pendidikan (2) persaudaraan (2) polri (2) renungan (2) teroris (2) Al-Faatihah (1) Alhamdulillah (1) Allah (1) Berbagi Kebahagiaan (1) Covid-19 (1) Dirgahayu Republik Indonesia (1) Generasi durhaka (1) Hagia Sophia (1) Hewan beracun (1) Jangan cuek (1) Kendaraan bermotor (1) Lembaga Anti Rasuah (1) MODUS PELEMPARAN TELUR (1) Mencuri (1) Musibah (1) PSBB DKI (1) Pantai Selatan (1) Pekan puasa (1) Ragam Tunas Lampung (1) SAW (1) Sholat (1) Suku lingon (1) Syawal (1) Ust. Arifin Ilham (1) Valentino Rossi (1) Video Pencerahan (1) Yaumul Hisab (1) ahlaq (1) akhir (1) akuntabilitas (1) american movil (1) angkuh (1) apbn (1) astagfirullah (1) azab (1) bapenas (1) bill gates (1) bung hatta (1) bung karno (1) bung syahrir (1) carlos slim helu (1) densus 88 (1) dosen (1) draf ruu perkawinan 2010 (1) dulmatin (1) evaluasi (1) forbes (1) hari raya idul fitri (1) herbal (1) ilahi (1) iman (1) indonesia (1) kabareskrim (1) kantor urusan agama (1) laksmi mittal (1) lembaga anti korupsi (1) mark elliot zuckerberg (1) mayjen tni soeharto (1) menkum dan ham (1) microsoft (1) national pride (1) ngopi (1) peduli (1) pelabuhan ratu (1) pembunuhan (1) proklamator (1) ramadhan (1) ramuan (1) rekening ghaib (1) samsat (1) soekarno (1) supersemar (1) susno duaji (1) syafaat (1) ujian nasional (1) umar patek (1) umsu (1) un (1) warrent buffet (1) windows (1)